Berawal dari obsesi saya menghitung dan memperhitungkan biaya menyekolahkan anak di luar negeri.
Maklum, diri sendiri ga kesampean kuliah di luar negeri jadi bela-belain untuk anaknya.he3x Bicara mengenai biaya kuliah anak di luar negeri tidak terlepas dari biaya lain-lain, mulai dari tuition fee, biaya hidup si anak selama di negeri orang sampai pada biaya orangtua menjenguk anaknya.
Selain itu faktor budaya juga sedikit banyak memberi pengaruh secara psikologis maupun ekonomis. Dibandingkan dengan sekolah di Australia, yang selain cukup jauh dan mahal perlu diperhatikan budayanya yang berbeda.
Sekolah di Singapura bisa dibilang cukup dekat, apalagi sekarang tidak perlu bayar biaya fiskal kalau punya NPWP, banyak penerbangan murah bahkan ada jalur laut yang lebih murah lagi. Kualitas pendidikan di Singapura maju pesat walaupun belum ada buku yang menginformasikan bagaimana perbandingan apple to apple antara kualitas pendidikan tinggi di Australia dan Singapura.
Tapi, karena memang Present Value apalagi Future Value biaya belajar di Australia belum nyangkut di kantong saya dan suami, jadi kita banting stir melirik Singapura sebagai alternatif. *walaupun belum jaminan 100 persen nyangkut di kantong kita juga siy, he..he..*
Yuk mare kita pretelin beberapa fakta yang bisa jadi “pijakan” kita, selain itu juga berguna untuk bikin budget nyekolahin anak di Singapura, paling tidak bisa mulai ngitung Future Value nya berdasarkan Present Value.
Mudah-mudahan angkanya ga meleset2 amat. *amin*
1.Pemerintah Singapura menawarkan tuition grant atau semacam ikatan dinas bagi calon mahasiswa yang mendaftar di 3 (tiga) universitas negeri disana. Bagi yang mengambil tuition grant setelah lulus harus bekerja di Singapura dulu selama 3 (tiga) tahun. Tuition grantnya didiskon menjadi hanya sekitar SGD 6.500 per tahun. Sementara, tanpa tuition grant biayanya antara SGD 19.000-20.000 per tahun.
2.Point no 1 itu good news nya, the bad news are ujian masuk untuk 3 universitas negeri itu benar-benar ketat dan bertahap. Syarat dasarnya adalah nilai TOEFL 550, rata-rata nilai di rapor antara 8 atau 9. Bahkan mereka sudah punya daftar sekolah-sekolah mana (di Indonesia) yang bagus dan layak diperhitungkan.
3.Biaya hidup di Singapura yang perlu diperhitungkan adalah biaya akomodasi, listrik, makan, transportasi umum, telekomunikasi, buku dan alat tulis, asuransi kesehatan dan biaya gaya hidup semisal jalan-jalan. Perkiraan angka semahal-mahalnya sekitar SGD 2.538 per bulan. Semurah-murahnya sekitar SGD 645 per bulan. Dalam kurs SGD 1 = IDR 6.000 berarti paling mahal IDR 15.2 juta atau IDR 3.8 juta setiap bulannya.
4.Tiga universitas negeri yang mengadakan program tuition grant adalah National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU) dan Singapore Management University (SMU). NUS adalah universitas tertua yang berdiri tahun 1905.
5.Tahun 2000, versi Newsweek, NUS masuk peringkat kelima universitas terbaik di Asia. Tahun 2004, versi Times London, NUS menempati peringkat 18 dari 200 universitas terbaik di dunia.
6.Sistem akreditasi/standarisasi akademis berjalan baik, melalui Singapore Quality Class(SQC) untuk Private Education Organisation (PEO), yang fungsinya adalah membantu perguruan tinggi swasta di Singapura untuk meningkatkan kinerjanya sekaligus melindungi calon siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi tersebut. Ada banyak ketentuan maupun kriteria yang harus dipenuhi oleh PEO agar sebuah universitas dapat menawarkan program mereka bagi siswa internasional.
7.Tergabung dalam organisasi PEO tidak cukup bagi perguruan tingga swasta, melainkan mereka juga perlu mengantongi restu dari CaseTrust for Education, yaitu semacam lembaga yang memastikan bahwa PEO berjalan dengan baik. Untuk mendapat pengakuan dari CaseTrust, setiap perguruan tinggi swasta tersebut harus memenuhi dua hal, yaitu kontrak standar dan Skema Perlindungan Siswa (SPS, dimana hal tersebut intinya adalah perlindungan akan kelangsungan pembayaran uang sekolah siswa internasional, sehingga apabila terjadi dispute atau kebangkrutan maka uang sekolah tersebut tetap aman disimpan di Student Tuition Fee Account.
8. Perguruan-perguruan tinggi swasta yang memenuhi persyaratan SQC mendapat beberapa keistimewaan, antara lain surat pernyataan bebas jaminan deposito bagi siswa internasional, bantuan promosi ke luar negeri dan singapore tourism board. Beberapa point diatas layak diperhitungkan, karena, kalau mau dibandingkan dengan australia, dimana perjalanan ke sana cukup jauh dan lama (Jakarta-Perth kalau tidak salah sekitar 7 jam deh), pengaruh iklim dan budaya juga bisa menambah jetlag. Belum lagi, perbandingan harga tuition fee nya yang signifikan, padahal jelas-jelas perguruan tingi di Singapura juga menunjukkan kualitas yang cukup baik di mata dunia.
Satu tahun kuliah di Singapura rata2 SGD 20.000 (kurs Rp 6.000 maka menjadi IDR 120 juta) sementara di Australia rata2 AUSD 25.000 (kurs Rp 7.500 maka menjadi IDR 187 juta). Angka berjuta2 ini belum termasuk biaya hidup disana.
Mari berhitung.
Setahun IDR 120 juta adalah angka present value untuk melanjutkan kuliah di Singapura.
Bagaimana dengan angka 17 tahun dari sekarang? ada satu hitungan yang cukup tokcer.
FV=PV*(1+interest)^period
FV=120juta*(1+15%)^17 =1,29 Milyar
Sementara untuk hitungan yang sama berlaku apabila diinvestasikan pada reksadana saham.
FV=PV*(1+interest)^period
FV=30juta*(1+25%)^17 =1,3 Milyar
Jadi, diatas kertas apabila saat ini kita punya uang IDR 30 juta diinvestasikan ke reksadana saham yang memiliki asumsi interest 25% maka 17 tahun dari sekarang, berkat the magic of compounding interest maka voila! jadilah 30 juta itu 1.3 milyar sama dengan biaya kuliah di Singapura selama 3 tahun (dgn tuition grant discount)
Lebih bagus lagi kalau anak kita bisa ikut tuition grant jadi hanya perlu 419 juta, jadi hanya perlu investasi sebesar 9.5 juta. Hidup compounding interest, hidup sekolah di Australia..he3x